-->

Indonesia membatasi akses ke aplikasi Telegram

Indonesia membatasi akses ke aplikasi Telegram


JAKARTA, Indonesia - Indonesia mengatakan bahwa pihaknya memblokir versi web aplikasi pesan instan Telegram yang terenkripsi dan akan memblokir aplikasi sepenuhnya jika terus menjadi forum bagi propaganda radikal dan militan kekerasan.

Kementerian Komunikasi dan Informatika mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat malam bahwa pihaknya telah meminta perusahaan internet di negara berpenduduk Muslim terbanyak di dunia untuk memblokir akses ke 11 alamat yang tersedia versi webnya.

Dikatakan "pemblokiran ini harus dilakukan" karena banyak saluran yang digunakan untuk merekrut orang Indonesia menjadi kelompok militan dan menyebarkan kebencian dan metode untuk melakukan serangan termasuk pembuatan bom.

Samuel Pangerapan, direktur umum aplikasi informatika di kementerian tersebut, mengatakan bahwa mereka sedang mempersiapkan penutupan lengkap Telegram di Indonesia jika tidak mengembangkan prosedur untuk memblokir konten yang tidak sah.

Tindakan terhadap Telegram datang saat negara-negara Asia Tenggara meningkatkan upaya untuk memerangi radikalisme Islam menyusul penangkapan kota Marawi di Filipina selatan oleh militan yang terkait dengan IS.

Hampir dua bulan setelah serangan awal, pasukan Filipina masih berjuang untuk mendapatkan kembali kendali penuh kota tersebut. Para ahli khawatir Filipina selatan bisa menjadi basis baru untuk IS, termasuk militan Indonesia dan Malaysia yang kembali dari Timur Tengah, sebagai wilayah pemekaran koalisi internasional yang diselenggarakan oleh IS di Suriah dan Irak.

Namun langkah pemerintah tersebut telah memicu kemarahan publik di Indonesia, dengan Twitter dan Facebook meledak dengan komentar negatif dan beberapa orang melaporkan bahwa mereka tidak dapat mengakses domain web.telegram.org. Orang Indonesia termasuk pengguna media sosial terbesar di dunia. Telegram tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Gerilyawan yang dicurigai ditangkap oleh polisi Indonesia baru-baru ini mengatakan kepada pihak berwenang bahwa mereka telah berkomunikasi dengan sesama anggota kelompok mereka melalui Telegram dan menerima perintah dan arahan untuk melakukan serangan melalui aplikasi tersebut, termasuk dari Bahrun Naim, seorang Indonesia dengan kelompok Negara Islam di Suriah yang dituduh Mendalangi beberapa serangan dalam 18 bulan terakhir.

Didirikan pada tahun 2013 oleh saudara laki-laki Rusia Nikolai dan Pavel Durov, Telegram adalah layanan pesan gratis yang dapat digunakan sebagai aplikasi smartphone dan komputer melalui antarmuka web atau utusan desktop. Enkripsi yang kuat telah berkontribusi pada popularitasnya dengan mereka yang peduli tentang privasi dan komunikasi yang aman di era digital namun juga membuatnya berguna bagi kelompok militan dan elemen kriminal lainnya.

SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER

0 Response to "Indonesia membatasi akses ke aplikasi Telegram"

Posting Komentar